Kisah ini saya baca sudah cukup lama. Tetapi
pelajaran yang bisa diambil darinya tetaplah aktual untuk disampaikan.
Ceritanya kurang lebih sebagai berikut:
Tersebutlah seorang pedagang di sebuah negeri, jika
tidak salah di India, yang menjual barang-barang hasil pertanian yang
diperolehnya dari ladang dia sendiri. Bertahun-tahun dia menjual
dagangan tersebut, sehingga ia memiliki banyak pelanggan tetap.
Sampai suatu hari, ketika ia baru menggelar
dagangannya, datang seorang pembeli berduit yang ingin membeli barang
jualannya. Terjadilah dialog sebagai berikut:
“Berapa harga barang ini bu?”
“150, Pak!”
“Kalau semuanya berapa Bu?”
“Oh, tidak bisa Pak! Bapak hanya bisa membeli paling banyak 5 bungkus saja!”
“Kenapa Bu?”
“Karena jika Bapak membeli semua, para pembeli lain tidak kebagian….”
“Hmmm….Jika para pembeli tersebut sudah membeli semua, apakah masih ada sisa?”
“Ya!”
“Nah, bagaimana jika sisanya saya beli juga.”
“Oh, tidak bisa Pak. Sebab sisanya sudah ditunggu
sama orang-orang yang sudah bisa mengantungkan diri pada sisa-sisa
dagangan saya. Jika sisanya juga dihabiskan, bagaimana mereka bisa
makan?”
***
Pada orang biasa seperti Ibu di atas, kita
menemukan keteladanan berintegritas. Ibu itu sebenarnya bisa saja
langsung melego barangnya ke pembeli kaya tersebut. Tetapi hal itu tidak
dilakukannya hanya karena ia sudah terikat secara batin dengan pembeli
lain dan juga penunggu sisa-sisa jualannya.
Mari kita lihat dalam keseharian kita. Keserakahan kadang telah menjadi cancer akut yang menjalari kehidupan indah kita. Korupsi, sogokan, dan bentuk koruptif lainnya demikian membudaya.
Saya mengalami sendiri. Ketika tertimpa musibah, di
mana pihak Kepo****an yang seharusnya membantu saya, justru dari awal
sudah mematok harga yang luar biasa mahal: 30juta. Saya tidak mau
memenuhi permintaannya dan memilih jalan mengikhlaskan dengan segala
konsekwensinya.
Belajar berintegritas itu tidak ada lulusnya. Sebab
selama kita hidup, pada saat itu, setiap hari menjadi ujian bagi sikap
integritas itu sendiri
0 komentar:
Posting Komentar